Senin, 04 November 2013

KOMPONEN KURIKULUM SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM DALAM BIDANG PENDIDIKAN

KOMPONEN KURIKULUM SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum dan Buku Teks Sejarah
Dosen pengampu :  Drs. Bain, M.Hum




Oleh :
Eko Handaryono                    ( 3101412101 )
Leanvin Didik Widaryoko   ( 3101412103 )
Lailatul Fatkhiyyah               ( 3101412104 )
Rombel : 3

JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Rabb semesta alam atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini  dengan judul “Komponen-komponen Kurikulum” tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rosul Allah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kegelapan kepada cahaya Rabbi, semoga tercurahkan juga kepada keluarga Beliau, sahabat dan semoga safa’at dapat kita terima di akhirat kelak. Amin.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ba”in, dan teman-teman satu team yang telahmendukung penyelesaian makalah sebagai tugas kuliah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian ini jauh dari tingkat kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Mudah-mudahan bantuan dan dukungan yang diberikan Bapak atau semua pihak dapat  menjadi amal jariyah yang bermanfaat.
Dengan segala keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Semarang, 18 September 2013


PENULIS




DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................       i
Prakata..............................................................................................................      ii
Daftar Isi............................................................................................................     iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah...........................................................................       4
1.2  Rumusan Masalah.....................................................................................       5
1.3  Tujuan........................................................................................................       5

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Kurikulum sebagai Sistem........................................................................       6
2.2  Komponen-komponen kurikulum............................................................       6    
2.2.1        Komponen Tujuan Kurikulum..........................................................       6
2.2.2        Komponen Isi Kurikulum...................................................................       8
2.2.3        Komponen Strategi.............................................................................      10
2.2.4        Komponen Organisasi........................................................................      11
2.2.5        Komponen Evaluasi............................................................................      13

BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan...................................................................................................       14
3.2 Saran.........................................................................................................       14

Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam.
Dalam proses pendidikan kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepet akan sulit dan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta kecanggihan teknologi.
Disamping itu, kurikulum harus bisa memberikan arahan dan patokan keahlian pada peserta didik setelah mennyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu, wajar bila kurikulum selalu berubah dan sesuai dan berkembang.  
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap komponen-komponen kurikulum yang lain.






1.2  Runusan Masalah
( 1 )    Apa yang dimaksud dengan kurikulum sebagai suatu sistem ?
( 2 )    Apa saja komponen yang ada dalam kurikulum ?
( 3 )    Apa yang dimaksud komponen tujuan dalam kurikulum ?
( 4 )    Apa yang dimaksud komponen isi dalam kurikulum?
( 5 )    Apa yang dimaksud komponen metode dalam kurikulum?
( 6 )    Apa yang dimaksud komponen evaluasi dalam kurikulum?



1.3  Tujuan
( 1 )     Menjelaskan maksud dari kurikulum sebagai suatu sistem.
( 2 )     Menjelasakan komponen yang ada dalam kurikulum.
( 3 )     Menjelaskan maksud dari komponen tujuan dalam kurikulum.
( 4 )     Menjelaskan maksud dari komponen isi dalam kurikulum.
( 5 )     Menjelaskan maksud dari komponen metode dalam kurikulum.
( 6 )     Menjelaskan maksud dari komponen evaluasi dalam kurikulum.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Kurikulum sebagai Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan, informasi, dsb) yang terkait dalam proses atau struktur dan dianggap berfungsi sebagai satu kesatuan organisasai dalam mencapai satu tujuan.
Jika pemahaman sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadap kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
Definisi diatas memberikan gambaran bahwa pendekatan sistem dalam pengembangan kurikulum merupakan bentuk berputar dan dinamis dimana empat komponen dari suatu model saling berhubungan.  Jadi dapat disimpulkan bahwa anatara satu komponen dengan komponen yang lain mempunyai hubungan erat dan tidak dapat dipisahahkan.

2.2  Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum memiliki empat komponen utama, yaitu :
2.2.1        Komponen Tujuan Kurikulum
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan yang mencakup tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan merupakan tiik terminal tempat mengarahnya segala gerak, kerja atau perjalanan. Tujuan akan memberikan pegangan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukan, disamping merupakan patokan untuk mengetahui hingga sejauh mana tujuan itu telah dicapai.
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan setiap program pendidikan yang akan diberijkan pada peserta didik. Bedasarkan hakikat tujuan tersebut, dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum, mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran samapai tujuan-tujuan pembelajaran.[1]      
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
a)    Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b)   Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c)    Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
Tujuan-tujuan pendidikan mulai dari pendidikan nasional sampai dengan tujuan mata pelajaran masih bersifat abstrak dan konseptual, oleh karena itu perlu dioperasionalkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan pendidikan yang lebih operasional, yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran.

3        Komponen Materi atau Isi Kurikulum
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu natara lain:
1.    Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
2.    Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
3.    Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
4.    Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
5.    Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
1.    Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2.    Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3.    Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4.    Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5.    Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
6.    Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
7.    Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
8.    Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
9.    Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya.
10.    Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Terlepas dari filsafat yang mendasari pengembangan materi, Nana Syaodih Sukamadinata (1997) mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran, yaitu :
1.    Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu.
2.    Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab-akibat.
3.    Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur materi.
4.    Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sebaliknya sekuens psikologis dimulai dari yang kompleks menuju yang sederhana.
5.    Sekuens spiral ; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.
6.    Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur kebelakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut : (a) pembatasan masalah; (b) penyusunan hipotesis; (c) pengumpulan data; (d) pengujian hipotesis; dan (e) interpretasi hasil tes.
7.    Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir.[2]

4          Komponen Strategi
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Rowntree (dalam Nana Saodih.1997: 107-108 ), membagi strategi mengajar kedalam tiga bagian, yaitu:
1.      Reception/ Exposition Learning - Discovery Learning
Dalam Reception/ Exposition Learning keseluruhan bahan ajar disampaikan pada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secar lisan maupun tertulis. Siswa tidak ditutut untuk mrngolah, atua aktivitas lain kecuali menguasainya.
Namun sebaliknya dalam Discovery Learning siswa dituntut untuk melakukan kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, menemukan serta membuat kesimpulan. Sehingga siswa akan menguasai dan menemukan hal-hal yang bermanfaat.  
2.      Rote Learning – Meaningful Learning
Dalam Rote Learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa. Siswa menguasai bahan ajar dengan menghafalkanya. Sedangkan dalam Meaningful Learning penyampaian bahan mengutamakan makna bagi siswa.
3.      Group Learning – Individual Learning
Group Learning merupakan pelaksanaan bahan ajar dengan yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok. Artinya siswa ditutut untuk memiliki sikap kerjasama. Namun sebaliknya Individual Learning pelaksanaan bahan ajar yang dilakukan secara sendiri.[3]

5        Komponen Organisasi Kurikulum
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1.    Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama
2.    Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
3.    Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4.    Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5.    Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6.    Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.

6        Komponen Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan.
Jenis-jenis penilaian meliputi :
a)    Penilaian awal pembelajaran (Input program)
b)    Penilaian proses pembelajaran (Program)
c)    Penilaian akhir pembelajaran.(output program)











BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Dalam proses pendidikan kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu.
Komponen-komponen penyusun kurikulum terdiri dari :
1.      Komponen tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan yang mencakup tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.      Komponen isi adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.
3.      Komponen strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran.
4.      Komponen organisasi berkaitan dengan pembagian mata pelajaran berdasarkan materi dan pembahasanya.
5.      Komponen evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan.
Dari masing-masing komponen diatas saling berhubungan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan dalam mencapai suatu tujuan pendidikan yang telah direncanakan.

3.2  Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap supaya pembaca dapat mengetahui, tentang komponen-komponen kurikulum. Serta perlu adanya sumber referensi lain supaya pengetahuan semakin luas. Semoga makalh ini dapat memberikan manfaat dan pengembangan kurikulum yang lebih baik.
Daftar Pustaka

Junaedi, Mahfud. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Konsep                 Implementsinya di Madrasah. Semarang : Pilar Media.
Joko susilo, Muhammad. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan             Manajeman Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya.       Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Syoda S, nana. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya





[1] Junaedi, Mahfud. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Konsep                Implementsinya di Madrasah. Semarang : Pilar Media. Hlm :30-31

[2] Nana Syaodih. (1997. “Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek”. Bandung: Rosdakarya) hlm: 105-107
[3] Nana Syaodih. (1997. “Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek”. Bandung: Rosdakarya) hlm: 107-108

1 komentar:

  1. 1xbet korean - KARAKO77
    1xbet korean. KARAKO77. 1xbet KARAKO77. 1xbet. KARAKO77. 1xbet. KARAKO77. 1xbet. KARAKO77. 1xbet 1xbet. KARAKO77. 1xbet. KARAKO77. 1xbet. KARAKO77. 바카라사이트 1xbet. KARAKO77. 1xbet. KARAKO77. 1xbet. KARAKO77. 1xbet. 메리트 카지노

    BalasHapus